Apakah Al-Qur'an
membicarakan ataukah mengisyaratkan sesuatu mengenai otak manusia ? Jika di
dalam postingan "Al-Qur'an Menyatakan Jantung Pun Berpikir" dijelaskan
bagaimana Al-Qur'an secara tersirat
menyatakan bahwa jantung pun memiliki
"otak", apakah mungkin jika Al-Qur'an mengisyaratkan mengenai otak
itu sendiri ? Otak merupakan salah satu bagian yang terpenting pada manusia
karena merupakan bagian yang berfungsi mengatur dan mengolah segala yang
ditangkap oleh panca indera manusia. Pengetahuan dalam mengungkapkan misteri
"otak" itu sendiri baru ada dalam beberapa dekade terakhir ini, dan
pengetahuan mendalam mengenai struktur dan fungsi otak ini belum dikenal di
jaman dahulu, termasuk pada jaman nabi Muhammad SAW dan ketika Al-Qur'an
diturunkan. Yang dikenal adalah istilah aqal, yaitu berpikir
dengan kepala. Apa yang ada di dalam kepala serta bagian-bagian serta fungsinya
masing-masing belum diketahui pada masa tersebut. Hal ini membawa kembali
kepada pertanyaan, apakah Al-Qur'an, tersirat ataupun tersurat, mengisyaratkan
mengenai struktur otak manusia ? Al-Qur'an dan pusat penglihatan serta pendengaran
Di dalam Al-Qur'an, mata beberapa kali di sebutkan di dalam Al-Qur'an bersama-sama dengan telinga, baik dalam bentuk tunggalnya maupun dalam bentuk jamaknya. Kemunculan "mata" dan "telinga" pada satu ayat terdapat pada Al-Maaidah (5) ayat 45, Al-A'raaf (7) ayat 179 dan 195 yang terjemahannya sebagai berikut :
[5:45] Dan kami telah
tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas)
dengan jiwa, mata dengan mata (wal-'ayna bil-'ayni / tunggal), hidung dengan
hidung, telinga dengan telinga (wal-udzuna bil-udzuni / tunggal), gigi dengan gigi,
dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barang siapa yang melepaskan (hak kisas) nya,
maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barang siapa tidak
memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang
yang lalim.
[7:179] Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (a'yunun / jamak)(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (aadzaanun / jamak) (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
[7:195] Apakah berhala-berhala mempunyai kaki yang dengan itu ia dapat berjalan, atau mempunyai tangan yang dengan itu ia dapat memegang dengan keras, atau mempunyai mata (a'yunun / jamak) yang dengan itu ia dapat melihat, atau mempunyai telinga (aadzaanun / jamak) yang dengan itu ia dapat mendengar? Katakanlah: "Panggillah berhala-berhalamu yang kamu jadikan sekutu Allah, kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan) ku, tanpa memberi tangguh (kepada ku).
[7:179] Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (a'yunun / jamak)(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (aadzaanun / jamak) (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
[7:195] Apakah berhala-berhala mempunyai kaki yang dengan itu ia dapat berjalan, atau mempunyai tangan yang dengan itu ia dapat memegang dengan keras, atau mempunyai mata (a'yunun / jamak) yang dengan itu ia dapat melihat, atau mempunyai telinga (aadzaanun / jamak) yang dengan itu ia dapat mendengar? Katakanlah: "Panggillah berhala-berhalamu yang kamu jadikan sekutu Allah, kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan) ku, tanpa memberi tangguh (kepada ku).
Menarik untuk diperhatikan
bahwa di dalam Al-Qur'an pun menyebutkan kata yang berarti
"penglihatan" dan "pendengaran" secara berurutan dalam satu
ayat yang sama, tidak kurang dari 12 ayat. "Penglihatan" dan
"pendengaran" yang mengacu kepada manusia ini selalu di sebutkan
"pendengaran" terlebih dahulu kemudian "penglihatan",
walaupun ketika menyebutkan "mata" dan "telinga", Al-Qur'an
menyebutkan "mata" terlebih dahulu kemudian "telinga".
Kemudian, walaupun "mata" dan "telinga" disebutkan baik
dalam bentuk kata benda tunggal dan jamak bagi keduanya, tidak begitu halnya
dengan "penglihatan" dan "pendengaran".
"Pendengaran" selalu disebutkan dalam bentuk kata benda tunggal,
sedangkan "pendengaran" disebutkan dalam bentuk kata benda jamak.
[2:7] Allah telah
mengunci-mati hati dan pendengaran (sam'i / tunggal) mereka, dan
penglihatan (bashaari / jamak) mereka ditutup. Dan
bagi mereka siksa yang amat berat.
[2:20] ... Jika Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran (bisam'i / tunggal) dan penglihatan mereka (wa-abshaari / jamak). Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.
[6:46] Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran (sam'akum / tunggal) dan penglihatan (wa-abshaarakum / jamak) serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?" ...
[10:31] Katakanlah: Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran (al-sam'a / tunggal) dan penglihatan (wal-abshaara / jamak) ...
[16:78] Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran (al-sam'a / tunggal), penglihatan (wal-bashaara / jamak) dan hati, agar kamu bersyukur.
[16:108] Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran (wasam'ihim / sam'i->tunggal) dan penglihatannya (wa-abshaarihim / abshaara->jamak) telah dikunci mati oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai.
[23:78] Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran (al-sam'a / tunggal), penglihatan (wal-abshaara / jamak) dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.
[32:9] Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran (al-sam'a / tunggal), penglihatan (wal-abshaara / jamak) dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
[41:20] Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran (sam'uhum / sam'u->tunggal), penglihatan (wa-abshaaruhum / abshaaru->jamak) dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.
[41:22] Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran (sam'ukum / tunggal), penglihatan (abshaarukum / jamak) dan kulitmu terhadapmu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.
[46:26] Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran (sam'an / tunggal), penglihatan (abshaaran / jamak) dan hati; tetapi pendengaran (sam'uhum / tunggal), penglihatan (walaa-abshaaruhum / jamak) dan hati mereka itu tidak berguna sedikit jua pun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya.
[67:23] Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran (al-sam'a / tunggal), penglihatan (wal-abshaara / jamak) dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.
[2:20] ... Jika Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran (bisam'i / tunggal) dan penglihatan mereka (wa-abshaari / jamak). Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.
[6:46] Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran (sam'akum / tunggal) dan penglihatan (wa-abshaarakum / jamak) serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?" ...
[10:31] Katakanlah: Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran (al-sam'a / tunggal) dan penglihatan (wal-abshaara / jamak) ...
[16:78] Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran (al-sam'a / tunggal), penglihatan (wal-bashaara / jamak) dan hati, agar kamu bersyukur.
[16:108] Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran (wasam'ihim / sam'i->tunggal) dan penglihatannya (wa-abshaarihim / abshaara->jamak) telah dikunci mati oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai.
[23:78] Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran (al-sam'a / tunggal), penglihatan (wal-abshaara / jamak) dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.
[32:9] Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran (al-sam'a / tunggal), penglihatan (wal-abshaara / jamak) dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
[41:20] Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran (sam'uhum / sam'u->tunggal), penglihatan (wa-abshaaruhum / abshaaru->jamak) dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.
[41:22] Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran (sam'ukum / tunggal), penglihatan (abshaarukum / jamak) dan kulitmu terhadapmu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.
[46:26] Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran (sam'an / tunggal), penglihatan (abshaaran / jamak) dan hati; tetapi pendengaran (sam'uhum / tunggal), penglihatan (walaa-abshaaruhum / jamak) dan hati mereka itu tidak berguna sedikit jua pun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya.
[67:23] Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran (al-sam'a / tunggal), penglihatan (wal-abshaara / jamak) dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.
Urutan selalu menjadi keistimewaan dan
keajaiban Al-Qur'an. Ketika menyebutkan "mata" dan
"telinga" secara berurutan dalam satu ayat, "mata" selalu
disebutkan terlebih dahulu karena secara anatomi, mata memang terletak di depan
telinga. Akan tetapi ketika membicarakan "pendengaran" dan
"penglihatan", konteksnya telah berubah bukan lagi sebagai anatomi,
akan tetapi menjadi persepsi indera. Persepsi indera diolah oleh otak manusia,
dan bagian yang mengolah pendengaran dan penglihatan manusia adalah bagian otak
yang berbeda. Dengan ilmu pengetahuan saat ini diketahui bahwa penglihatan di
olah oleh bagian occipital lobe otak yang terletak di bagian belakang otak, sedangkan pendengaran di olah
oleh bagian temporal lobe yang berada di depan occipital lobe. Jadi secara posisi
di dalam otak "pendengaran" berada di depan
"penglihatan". Sesuatu yang telah di isyaratkan 15 abad yang lalu
oleh Al-Qur'an dan bersesuaian dengan apa yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan
di masa sekarang.

Hal yang menarik lainnya adalah ketika menyebutkan kata "pendengaran" Al-Qur'an selalu menyebutkannya dalam bentuk kata benda tunggalsam'i, sedangkan "penglihatan" disebutkan Al-Qur'an sebagai kata benda jamak abshaari. Jika ilmu pengetahuan saat ini mengetahui bahwa penglihatan di olah oleh kedua bagian otak baik otak kiri maupun otak kanan sebagaimana yang digambarkan pada gambar di bawah ini, maka lain halnya dengan pendengaran.

Tidak seperti penglihatan, otak kiri dan otak kanan mengolah jenis suara yang berbeda. Pusat pendengaran di otak kiri berfungsi untuk mengolah suara yang berhubungan dengan komprehensi, pembelajaran dan pemahaman percakapan, sedangkan otak kanan mengolah suara yang berhubungan dengan estetika seperti musik. Mengutip artikel dari "http://www.nytimes.com/2004/09/14/science/14ear.html?_r=0", dikatakan bahwa :
While the idea that
the left and right ears are not identical is new, scientists have known for
decades that the two sides of the brain sort out sound in different ways.
Speech is processed primarily in the left hemisphere of the brain, while music
is handled largely by the right, hence the tendency to associate creativity
with "right-brain" dominance and analytical thinking with
"left-brain" supremacy.
Kemudian di akhir
artikel yang sama juga di katakan :
In other studies,
researchers have found that children with hearing loss in the right ear tend to
have more problems in school than children who are deaf in the left ear. The
new findings suggest that the right ear is critical for learning situations.
Hal senada di katakan
dalam artikel "http://www.eurekalert.org/pub_releases/2004-09/uoc--lar090804.php"
sebagai berikut :
Scientists have long
understood that the auditory regions of the two halves of the brain sort out
sound differently. The left side dominates in deciphering speech and other
rapidly changing signals, while the right side leads in processing tones and
music. Because of how the brain's neural network is organized, the left half of
the brain controls the right side of the body, and the left ear is more
directly connected to the right side of the brain.
Selanjutnya pada artikel
yang berjudul "Right ear is 'better for hearing' "
(http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/8116321.stm) ketika membahas kesimpulan
artikelnya, menuliskan :
In conclusion, the
researchers said: "Talk into the right ear you send your words into a
slightly more amenable part of the brain. These results seem to be consistent
with the hypothesised specialisation of right and left hemispheres."
"Pendengaran"
yang dimaksudkan Al-Qur'an jelas adalah pendengaran untuk mengerti apa yang di
sampaikan, mengerti peringatan-peringatan Allah yang diperdengarkan, bukan
dalam konteks mendengarkan suara yang sifat estetika seperti musik.
"Pendengaran" yang seperti ini di olah oleh satu bagian otak yaitu
otak kiri. Tidak seperti penglihatan yang diolah simultan baik oleh otak kiri
dan otak kanan, pendengaran dalam kaitannya mengolah pembelajaran, nasihat dan
peringatan, diolah oleh otak bagian kiri. Hal ini diisyaratkan dalam Al-Qur'an
dengan menyebutkan "pendengaran" dalam bentuk kata benda tunggal dan
"penglihatan" dalam bentuk kata benda jamak. Sekali lagi, sesuatu
yang telah di isyaratkan 15 abad yang lalu oleh Al-Qur'an dan bersesuaian
dengan apa yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan di masa sekarang.
Bagian otak yang mengerti pembicaraan menurut Al-Qur'an
Ketika membicarakan mengenai perumpamaan orang-orang yang kafir, Allah menyebutkan di dalam Al-Qur'an bahwa orang-orang yang kafir itu tuli, bisu dan buta. Baik tuli, bisa ataupun buta, dalam hal ini ketiganya terkait dengan persepsi indera, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-baqarah (2) ayat 18 dan 171 serta Al-An'aam ayat 39. Kaitannya dengan persepsi karena dikatakan di Al-Baqarah ayat 171 bahwa orang-orang kafir itu dikatakan tuli, bisu dan buta karena mereka tidak mengerti atau tidak mampu mengolah tanda-tanda yang Allah berikan ke arah yang benar, menuju jalan Allah.
Bagian otak yang mengerti pembicaraan menurut Al-Qur'an
Ketika membicarakan mengenai perumpamaan orang-orang yang kafir, Allah menyebutkan di dalam Al-Qur'an bahwa orang-orang yang kafir itu tuli, bisu dan buta. Baik tuli, bisa ataupun buta, dalam hal ini ketiganya terkait dengan persepsi indera, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-baqarah (2) ayat 18 dan 171 serta Al-An'aam ayat 39. Kaitannya dengan persepsi karena dikatakan di Al-Baqarah ayat 171 bahwa orang-orang kafir itu dikatakan tuli, bisu dan buta karena mereka tidak mengerti atau tidak mampu mengolah tanda-tanda yang Allah berikan ke arah yang benar, menuju jalan Allah.
[2:18] Mereka tuli,
bisu (bukmun) dan buta, maka
tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).
[2:171] Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu (bukmun) dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti.
[6:39] Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu (bukmun) dan berada dalam gelap gulita. Barang siapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus.
[2:171] Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu (bukmun) dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti.
[6:39] Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu (bukmun) dan berada dalam gelap gulita. Barang siapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus.
Tuli, bisu, dan buta
dalam kaitannya dengan persepsi selalu di tuliskan berurutan dengan
"bisu" di antara "tuli" dan "buta" dengan
pengecualian ayat Al-Israa' (17) ayat 97 yang menuliskan "buta, bisu,
tuli" karena pada ayat ini tidak mengacu kepada persepsi akan tetapi pada
kondisi fisik anatomi sebenarnya yaitu mata yang dibutakan, telinga yang
ditulikan dan pita suara di mulut yang dihancurkan.
[17:97] Dan
barangsiapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan Barang
siapa yang Dia sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat
penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia. Dan Kami akan mengumpulkan
mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan
pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahanam. Tiap-tiap kali nyala api
Jahanam itu akan padam Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya.
Dalam bagian otak, ada
beberapa bagian yang berfungsi dalam kaitannya dengan bukmun (dumbness). Pada gambar struktur
otak di atas terlihat ada yang dinamakan "speech production"
dan "languange comprehension/word understanding/understanding speech or
using words/naming sounds and noun". Dari ketiga ayat mengenai bukmun di atas, jelas yang dimaksud bukan
sekedar "bisu" dalam arti tidak mampu berbicara. Akan tetapibukmun yang dimaksud adalah ketidak mampuan untuk mengerti apa yang ditangkap oleh
telinga dan oleh mata, dengan kata lain adalah bodoh. Hal ini diperjelas dalam
surah An-Nahl (16) ayat 76 dan surah Al-Anfaal (8) ayat 22. Bahkan dalam surah
Al-Anfaal ayat 22 ditekankan keterkaitan "tuli" dan bukmun dengan dengan "tidak mengerti
apapun", karena apa yang dengar oleh telinga dan di interpretasikan oleh
pendengaran, tidak dapat dimengerti lebih baik oleh otak.
[16:76] Dan Allah
membuat (pula) perumpamaan: dua orang lelaki yang seorang bisu (abkamu),
tidak dapat berbuat sesuatu pun dan dia menjadi beban atas penanggungnya, ke
mana saja dia disuruh oleh penanggungnya itu, dia tidak dapat mendatangkan
suatu kebajikan pun. Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat
keadilan, dan dia berada pula di atas jalan yang lurus?
[8:22] Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang tuli dan bukmunyang tidak mengerti apa-apa pun.
[8:22] Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang tuli dan bukmunyang tidak mengerti apa-apa pun.
Kemudian di dalam Arabic-English Lane's
Lexicon, disebutkan ketika menjelaskan arti bukmun sebagaimana yang tunjukkan pada capture-an di bawah ini :

Jadi bukmun yang menyebabkan seseorang tidak mampu mengerti masalah atau apa yang disampaikan dan dikatakan orang lain, bukan sekedarbukmun yang tidak dapat berbicara, akan tetapi lebih kepada bukmun yang tidak mampu mengerti. Bagian otak yang mengatur "languange comprehension" atau "word understanding" atau "understanding speech or using words" atau "naming sounds and noun" terletak di sebagian temporal dan parietal lobe, yang letaknya di antara pusat pendengaran dan penglihatan, sebagaimana yang diisyaratkan Al-Qur'an.
Ubun-ubun yang pembohong dan pendosa
Pernyataan menarik dikeluarkan oleh Al-Qur'an pada surah Al-Alaq (96) ayat 16, dimana Allah menyatakan naashiyatin kaadzibatin khaati-atin.
[96:13-16] Bagaimana
pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling? Tidakkah dia
mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? Ketahuilah,
sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik
ubun-ubunnya (bil-naashiyati), (yaitu) ubun-ubun (orang) yang
mendustakan/berbohong lagi durhaka/berdosa (naashiyatin kaadzibatin
khaathi-atin)
Naashiyatin
kaadzibatin khaathi-atin secara literal berarti "ubun-ubun
yang pembohong lagi pendosa". Naashiyatin yang diartikan "ubun-ubun" memiliki arti bagian puncak kepala di
sekitar dahi, biasanya daerah di kepala yang biasanya ditumbuhi dan ditutupi
rambut poni, seperti halnya daerah poni pada kuda. Jadi tidak hanya sekedar
dahi tetapi juga daerah di kepala bagian depan yang bersinggungan dengan dahi,
yang di dalam bahasa indonesia diistilahkan dengan ubun-ubun. Akan tetapi
timbul pertanyaaan, apa maksudnya Al-Qur'an menyebutkan "ubun-ubun yang
pembohong lagi pendosa" ? Mengapa "ubun-ubun" yang dinyatakan
sebagai yang "berbohong" dan juga "berdosa" ?
Saat ini di ketahui, dan dapat pula di lihat pada gambar bagian otak di atas, bahwa bagian depan otak atau frontal lobes, yang mana terletak di bagian dalam ubun-ubun, bertanggung jawab mengontrol perilaku diri (self-control/behavioural control), berpikir (higher intelect), mengatur emosi (emotion control), yang merencanakan (planning), mengatur konsentrasi (concentration) dan mengambil keputusan dan pemecahan masalah (decision making and problem solving). Dengan kata lain, bagian otak inilah yang menjadikan setiap individu unik dalam segi sifat dan perilaku. Di dalam artikel http://www.thebrainlabs.com/brain.shtml#frontal dikatakan bahwa :
Saat ini di ketahui, dan dapat pula di lihat pada gambar bagian otak di atas, bahwa bagian depan otak atau frontal lobes, yang mana terletak di bagian dalam ubun-ubun, bertanggung jawab mengontrol perilaku diri (self-control/behavioural control), berpikir (higher intelect), mengatur emosi (emotion control), yang merencanakan (planning), mengatur konsentrasi (concentration) dan mengambil keputusan dan pemecahan masalah (decision making and problem solving). Dengan kata lain, bagian otak inilah yang menjadikan setiap individu unik dalam segi sifat dan perilaku. Di dalam artikel http://www.thebrainlabs.com/brain.shtml#frontal dikatakan bahwa :
The frontal lobes in
the most forward portion of the brain, just underneath our foreheads. This part
of the brain occupies the largest portion of our brain, approximately one-third
of the entire brain. The frontal lobes help us to control our thoughts, emotions
and actions; they are what make us unique human beings.
Jadi jelaslah secara tersirat Al-Qur'an
menyatakan bahwa bagian naashiyah inilah yang bertanggung jawab untuk segala tindakan dan keputusan yang
diambil manusia termasuk di dalamnya tindakan mungkar manusia, sehingga bagi
orang kafir dikatakan bahwa naashiyah mereka adalahnaashiyah yang pembohong dan
pendosa, karena naashiyah itulah yang memutuskan segala tindakan mungkar dan dosa mereka. Dikatakan
pula, jika mereka tidak berhenti dari segala tindakan mungkar mereka, Allah
akan menarik naashiyah mereka, sehingga mereka tidak mampu lagi berpikir.
Pada masa di mana Al-Qur'an diturunkan, sama sekali tidak diketahui mengenai struktur otak. Istilah frontal lobe sama sekali tidak di kenal dan tentu saja jika dikatakan di masa itu istilah "frontal lobe" maka tidak ada yang mengerti. Demikianlah Al-Qur'an menjelaskan dengan bahasa yang dimengerti di masa dia diturunkan dan bersesuaian dengan apa yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan di masa sekarang.
Pada masa di mana Al-Qur'an diturunkan, sama sekali tidak diketahui mengenai struktur otak. Istilah frontal lobe sama sekali tidak di kenal dan tentu saja jika dikatakan di masa itu istilah "frontal lobe" maka tidak ada yang mengerti. Demikianlah Al-Qur'an menjelaskan dengan bahasa yang dimengerti di masa dia diturunkan dan bersesuaian dengan apa yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan di masa sekarang.
Wallahu a'lam
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya
Dari berbagai sumber
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya
Dari berbagai sumber
Narrated Abu Huraira:
I heard Allah's Apostle saying, "I have been sent with Jawami al-Kalim (i.e., the shortest expression carrying the widest meanings), and I was made victorious with awe (caste into the hearts of the enemy), and while I was sleeping, the keys of the treasures of the earth were brought to me and were put in my hand." Muhammad said, Jawami'-al-Kalim means that Allah expresses in one or two statements or thereabouts the numerous matters that used to be written in the books revealed before (the coming of) the Prophet .
(Translation of Sahih Bukhari, Volume 9, Book 87, Number 141)
I heard Allah's Apostle saying, "I have been sent with Jawami al-Kalim (i.e., the shortest expression carrying the widest meanings), and I was made victorious with awe (caste into the hearts of the enemy), and while I was sleeping, the keys of the treasures of the earth were brought to me and were put in my hand." Muhammad said, Jawami'-al-Kalim means that Allah expresses in one or two statements or thereabouts the numerous matters that used to be written in the books revealed before (the coming of) the Prophet .
(Translation of Sahih Bukhari, Volume 9, Book 87, Number 141)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar